Tuesday, January 8, 2008

Berjuta Kekayaan di Bumi Siais

Berjuta Kekayaan di Bumi Siais

Danau, Air terjun dan Ikan Jurung siap 'dibangunkan.

Kekayaan alam di Kabupaten Tapsel sangat melimpah ruah. Salahsatunya potensi Danau Siais di Kecamatan Siais yang berjarak sekira 40 kilometer dari Kota Padangsidimpuan. Sayangnya, tak banyak yang tahu di kawasan itu ada danau, air terjun, dan ikan jurung, serta yang lainnya yang siap 'dibangunkan' dan akan memberikan pendapatan asli daerah (PAD) bagi kabupaten yang dijuluki Serambi Makkah-nya Sumatera Utara (Sumut) ini.

Borneo Dongoran, Tapsel

Selama ini masyarakat Tapsel dan sekitamya hanya mengetahui informasi minim tentang keberadaan Danau Siais.

Salahsatunya, di sekeliling danau masih dipenuhi hutan rimba dengan aneka satwa liamya. Di luar itu, tak ada informasi berarti. Apalagi, tak banyak masyarakat yang bisa menyaksikan langsung 'keajaiban dunia' itu akibat fasilitas yang sangat minim, khususnya trasportasi serta prasarana jalan.

Namun sejak kepemimpinan Bupati Tapsel Ongku P Hasibuan dan Wakilnya Aldinz Rapolo Siregar, perlahan samping kekayaan.alam di kecamatan

lain di. Tapsel, Kecamatan Siais ditetapkan sebagai kawasan pariwisata oleh bupati. Hal itu dibuktikan dengan

pembangunan sarana-prasarana menuju danau dan tempat rekreasi lainnya secara bertahap sejak tahun 2005.

Bahkan tahun 2007 lalu, masyarakat yang sebelumnya ogah datang ke Siais khususnya untuk melihat danau karena jalan yang dilalui begitu sulit dan

beresiko tinggi, sekarang sudah bisa melenggang melewati jalan beraspal hotmix hingga ke dekat danau.

Selain itu, Pemkab juga telah membangun berbagai fasilitas lainnya,seperti mess untuk menginap yang masih terus dalam tahap pembenahan. Saat ini,

sudah berdiri megah di pinggir danau 10 unit gedung dengan 18 kamar, satu gedung serba guna berukuran hampir sama dengan gedung nasional Pasangsidimpuan. Juga telah ada tonggak dan kabel listrik yang hanya tinggal mengalirkan arus saja, serta sejumlah kapal penumpang yang bisa digunakan untuk berkeliling danau. Lalu ada keramba-keramba ikan dan sejumlah

fasilitaslainnya.

Sebelum perigunjung masuk ke kawasan danau di Desa Rianiate itu, akan ditemui segerombolon ikan

Jurung di anak sungai yang mengalir di tengah kampung dan pinggir Masjid Rianiate. Konon menurut cerita masyarakat, ikan-ikan Jurung itu

merupakan peliharaan seorang syeh sejak zaman dahulu yang terus bertahan dan dilestarikan masyarakat sekitar hingga kini. Kata masyarakat,

ikan-ikan itu tidak bisa diambil, apalagi dimakan. Jika melanggamya, akan kena bala.

Keunikan ikan Jurung itu, selain hidup di anak sungai yang dangkal, mereka tidak pernah pergi dan terusik oleh siapapun yang datang melihat Kejinakan

•gerombolan ikan itujuga menjadi daya tarik tersendiri. Dipercaya, siapa saja

yang mencelupkan tangan dan kakinya, apalagi sambil memberi makan ikan-ikan itu, akan mendapatkan 'belaian'.

AirTerjun

Selain danau dan ikan, sekitar dua kilometer dari danau, tepatnya di samping jembatan yang tembus ke Batu Mombang Kecamatan Batang Natal

Kabupaten Mandailing Natal (Madina), ada air terjun setinggi 60-80 meter. Air yang jatuh membentuk kuali dengan diameter sekitar 40 meter. Aimya jemih

dan dipenuhi ikan-ikan. Dan kawasan hutan lindung di sekelilingnya masih menyimpan banyak aneka satwa liar yang dilindungi serta jenis tumbuh-tumbuhan.

Bupati Tapsel Ongku P Hasibuan melalui Kabag Humas Pemkab, Drs Batara Hasibuan menjelaskan, disamping kekayaan alam di kecamatan lain di Tapsel, Kecamatan Siais ditetapkan sebagai kawasan pariwasata oleh bupati. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan sarana-prasarana menuju danau dan tempat rekreasi lainnya secara bertahap sejak tahun 2005.

"Tahun 2008, direncanakan jalan nasional yang dikelola Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dari Siais tembus ke Batu Mombang Batang Natal sudah dibatu. Itu terus dilakukan bertahap hingga jalannya di-hotmix.

Dengan demikian, jika selama ini masyarakat yang ingin ke Natal melalui Panyabungan menghabiskan waktu.sekitar enam jam, maka jika melalui Siais

hanya sekitar empatjam,'' terang Batara.

Bukti lain rencana Pemkab Tapsel menjadikan Danau Siai sebagai primadona pariwisata adalah menetapkan kawasan itu sebagai bumi perkemahan sejak tahun lalu. Selain itu, pertemuan-pertemuan yang selama ini yang biasanya diadakan di Hotel Tor sibohi kini mulai dialihkan ke mess di pinggir danau siais.

Lalu beberapa unit kapal bebek, pembentukan tim penjaga dan pemelihara lingkungan danau dan sekitamya yang melibatkan banyak pihak. Apalagi sudah ada memorandum ofunderstanding (MoU) dengan pakar-pakar dari Universitas Sumatera Utara (USU) dalam upaya pembangunan danau sekaligus menarik investor di bidang pariwisata. Serta melakukan penghijauan dan penanaman pohon mahoni di sekeliling danau, dan dan lainnya.

"Sebenarnya bila dikelola semaksimal mungkin, Danau Siais lebih potensial dari Danau Toba bila dilihat dari geografisnya. Di mana di sekitaran pinggir danau, tanahnya rata sehingga akan menampung banyak bangunan permanent, apalagi bentuknya mirip lingkaran," sebut

Batara.

Yang pasti, lanjutnya, Pemkab Tapsel merencanakan Danau Siais dijadikan primadona pariwisata dan pembangunannya akan terus dilanjutkan, sehingga bisa menarik wisatawan lokal mupun manca negara. (*)

 

 

No comments: